Minggu Septuagesima
MELAKUKAN HUKUM TAURAT SEBAGAI BUAH IMAN
Ep. Matius 5:17-20
Sering muncul pertanyaan, apakah orang Kristen masih harus melakukan Hukum Taurat? Yesus menjawab dalam nats ini: harus!. Karena Yesus datang untuk menggenapi Hukum Taurat, bukan untuk menghilangkannya.
Apa yang dimaksud Yesus disini? Di zaman Yesus, para ahli Taurat telah menghilangkan dan mengganti makna Hukum Taurat dengan bermacam-macam, hingga 613 peraturan buatan mereka sendiri. Mereka mengajarkan bahwa hukum itu harus digenapi dengan kekuatan manusia sendiri. Hal yang tidak mungkin dapat dilakukan manusia. Karena itulah Tuhan Yesus mengecam mereka, dengan mengatakan bahwa satu titik pun dari Hukum Taurat itu tidak boleh dihilangkan; barangsiapa yang menguranginya, dan mengajarkannya secara salah, mereka memperoleh tempat paling rendah bahkan mungkin di luar kerajaan Allah.
Karena sejatinya, Hukum Taurat berisikan anugerah Allah di dalam kasih Allah. Karena itulah, intisari dari seluruh Hukum Taurat adalah: mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan dengan akal budi kita, serta mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Itulah yang telah digenapi Tuhan Yesus. Karena kasihNya, Dia memberikan nyawaNya di kayu salib dan memikul seluruh tuntutan Hukum Taurat itu, untuk menyediakan keselamatan, yang diberikanNya kepada kita sebagai anugerah atau hadiah. Bila kita sudah percaya dan menerima Tuhan Yesus, maka kita wajib melakukan tuntutan Hukum Taurat, sebagai tanda kasih dan rasa hormat serta ketaatan kita kepada Tuhan Yesus. Bukan untuk menyelamatkan kita, tetapi sebagai buah dari keselamatan kita. Itulah keunggulan kita dari ahli Taurat dan Farisi yang munafik.
Doa : Ya Tuhan Yesus, kuatkan kami melakukan Hukum TauratMu sebagai bukti dari iman dan ketaatan kami kepadaMu. Amin. (STPS)
INGIN BERBAHAGIA? TAKUTLAH AKAN TUHAN
Ev. Mazmur 112:1-10
Semua orang ingin hidup bahagia. Dimanakah kita memper-olehnya? Nats ini mengatakan, milikilah karakter takut akan Tuhan dan menyukai perintah Tuhan (Ayat 1). Karena mereka akan memiliki keturunan yang perkasa dan orang benar di bumi (Ayat 2), memiliki harta dan mau berbagi (Ayat 3 dan seterusnya).
Apa artinya takut akan Tuhan dan menyukai perintah Tuhan? Orang yang takut akan Tuhan berarti hormat karena terpesona akan kemuliaan dan kasih Tuhan. Terutama kasih Tuhan yang tak bertara di dalam Tuhan Yesus, yang mau berkorban dan memberikan nyawaNya untuk keselamatan kita. Kekaguman itulah yang mendorong kita untuk takut melakukan hal yang tidak berkenan bagiNya. Tetapi sebaliknya, mendorong kita untuk melakukan segala perintah-perintahNya. Bahkan membuat itu menjadi kesukaan, kegirangan dan kesukaan bagiNya. Selalu lapar akan Firman Tuhan. Apapun yang dia lakukan selalu berdasar dan sesuai dengan Firman Tuhan.
Dengan perilaku tersebut maka orang yang takut akan Tuhan menjadi orang benar, saleh dan jujur (Ayat 2 + 4). Menjadi orang yang murah hati, suka meminjamkan serta jujur dalam segala urusan (Ayat 5) dan suka berbagi (Ayat 9). Maka Tuhan memberkati hidupnya. Keturunannya terberkati (Ayat 2), keluarganya akan kaya, makmur dan sejahtera selama-lamanya (Ayat 3), jalan mereka selalu diterangi Allah bahkan mereka menjadi terang bagi orang yang di dalam kegelapan (Ayat 4), mereka tidak pernah takut atau kuatir karena percaya bahwa Tuhan selalu dekat menyertai mereka. Apapun yang terjadi semangat mereka berTuhan tetap tinggi dan tidak pernah surut walau kesulitan terjadi. Kualitas hidup sungguh luar biasa. Karena itu, takutlah akan Tuhan, maka Tuhan akan menganuherahkan kebahagiaan!
Doa : Ya Tuhan, berikan kami hati yang takut kepadaMu, sehingga hidup kami tetap berbahagia dan terberkati oleh kasih karunia Tuhan. Amin. (STPS)